Jumat, 26 Agustus 2016

Berdaya Hijau

Saat ini saya tergabung dengan program Berdaya Hijau yang dilaksanakan oleh SCF - (Sulawesi Community Foundation). Program ini didanai oleh MCAI yang bertujuan peningkatan pendapatan masyarakat dan pengurangan gas rumah kaca.

Sejauh yang saya ketahui MCAI adalah lembaga hibah dari Amerika yang datang ke Indonesia dengan harapan warganya mau menanam pohon dan menjaganya, karena di negaranya sangat sulit menambah luasan daerah hijau. Dan juga Indonesia dikatakan sebagai paru-paru dunia. 

Kembali pada program berdaya hijau. Program ini juga sebenarnya ingin mengajak masyarakat untuk menanam pohon, meski pohon tersebut akan ditebang juga, tapi setidaknya dengan menanam maka bertambahlah penyumbang oksigen didunia.

Program Berdaya HIjau ini dilaksanakan di Kabupaten Luwu Timur, dengan mengambil 7 kecamatan. Masing-masing kecamatan tersebut adalah Kalaena, Mangkutana, Tomoni Timur, Tomoni, Angkona, Wotu, Burau. Program ini akan membentuk 1 Kelompok Tani Hutan Rakyat di tiap-tiap Kecamatan. Untuk saat ini telah ada 3 Kelompok Tani Hutan Rakyat, yang mana sudah terdapat anggota-anggota yang mempunyai lahan kayu. Kelompok ini berada pada Kecamatan Wotu, Kecamatan Burau, dan Kecamatan Mangkutana. 

Program Berdaya Hijau saat ini masih tahap sosialisasi dan observasi. Dalam kunjungan di beberapa desa, banyak yang mengapresiasi kegiatan ini. Akan tetapi mereka pun menyampaikan bahwa program seperti ini telah ada sebelumnya, dan mereka kecewa. Adapun yang menganggap bahwa program yang akan kami laksanakan sama dengan program pemerintah, "membawa uang dan janji". Kenapa harus begitu? Mari kita cari jawaban masing-masing yang memuaskan untuk diri sendiri.

Di beberapa desa telah banyak warga yang menanam pohon di lahannya, ada yang masih bertahan adapula yang sudah ditebang diganti dengan tanaman coklat yang lagi melonjak harganya. Menanam pohon adalah investasi untuk masa depan. Seperti yang dikatakan oleh salah satu pak desa yang muda,"kalau mau pergi merantau tanam pohon di lahanmu, kalau seandainya tidak berhasil, pulang saja ke kampung, jual pohon dan menikah saja". Sepertinya sejak dulu orang sudah tahu bahwa menanam pohon itu investasi untuk masa depan. 

Saat ini yang perlu dilakukan agar bisa mengajak warga untuk menanam pohon tanpa harus menebang tanaman yang sudah ada adalah dengan menanam di sekitaran lahan perkebunan. Akankah mereka mau? Untuk saat ini telah banyak yang bersedia. Dan 1 hal yang pasti, jika harga penjualan kayu ternyata tinggi, maka warga akan menanam kayu meski tidak di ajak.

Mungkin seperti itu, ulasan kerjaan yang saya lakukan disini...
Saya anak sospol ambil kuliah lanjutan kelautan sebelumnya berkecimpung di wilayah pendidikan dan sekarang berkeliaran di wilayah kehutanan.